Selasa, 07 Agustus 2012

-Dunia yang Gelap-

Hahaha.. Gw nge'post lagi nih , tentang cerita sedih lagi yang bikin air mata gw ngalir :'(
kalo mau tau Baca aja

Cekidoottt..


“Edogawa, maafkan aku, kita memang saudara, tapi aku tidak bisa merawat mu karena kamu buta. Karena kehidupan kita masing masing, akupun ingin hidup bahagia dan dapat melihat laut seperti keinginan ku yang tidak pernah tercapai..” oh. kalimat itu selalu membayangiku dan membuat hatiku hancur, karena dia m
emang Saudara kandungku satu-satunya kami hanya berdua setelah ibu meninggal dan dia pun tega meninggalkan ku dalam keadaan susah.
“Hai, sayang, coba lihat orang yang duduk dikursi di seberang jalan sana! Itu seperti Shinichi dehk…” Suruh ran padaku untuk melihat kearah telunjuknya menunjuk.
“Yang mana?” tanyaku sambil benar-benar focus melihat kearah kursi-kursi berjejer di sepanjang jalan tersebut.
“Tuh… disana!! Lihat deh perhatikan lagi !!” jawab ran sambil menunjuk kearah sosok pria, yah cukup jauh juga, tapi Dia tetap bisa mengenali Shinichi, dia memang tidak bisa melupakan Shinichi, padahal kami sudah cukup lama tidak bertemu, aku saja sebagai kakak kandungnya tidak bisa sejeli itu melihatnya. Dan lagi pula Ran adalah istriku sekarang, dan reaksi Ran seperti itu membangkitkan kembali kecemburuanku kepada Shinichi.
Aku tau Ran masih mencintai Shinici, tapi hari ini adalah bulan madu kami, aku tidak mau rasa cemburu ini menghancurkan saat-saat indah bersama Ran.
“Loh, sayang kok berhenti??” tanya ran melihat aku menghentikan langkah kakiku, dan menuju bangku panjang yang memang disediakan ditepi setiap jalan kota, aku rasa bangku ini memang disiapkan pemerintah negara ini untuk orang-orang yang jalan-jalan menikmati keindahan kota, kulepas semua beban duduk dibangku itu dengan tenang, Ran pun duduk dekat disampingku, “Ran apakah kau masih mencintai Shinici?” tanyaku sambil melipat tangan didadaku dan pandangan lurus kedepan melihat keindahan laut diseberang jalan ..
“Ya, aku mencintai Shinichi, sama seperti kau mencitai Shinici, dia adikmu, sekarang juga dia adikku, apakah kau cemburu dengan adikmu sendiri?” tanya ran kembali
“Tidak, aku tidak cemburu” Bohongku pada Ran
“Kalau begitu mari kita kesana, siapa tau itu memang Shinichi!!” ajak Ran sambil menarik tanganku
“Nanti dulu Ran, aku masih mau menikmati pemandangan laut dari arah sini” Jawabku.
Dalam lamunan ku Aku terbayang Shinici yang tega pergi meninggalkan ku saat kecelakaan yang merenggut penglihatanku, saat itu benar-benar keadaan sangat susah, uangpun untuk perawatan tidak ada. Aku beruntung seorang dermawan menolongku. Akupun jadi teringat Ibu,.. kasih sayangnya kepada ku dan Shinici mendidikku dan didikan itu masih melekat dan menjadi kebiasaanku, Rekaman kejadian itu terulang kembali dalam ingatan ku seperti sebuah film yang diulang kembali, seorang anak Pintar dan Tampan dibesarkan oleh seorang Ibu Janda yang miskin, pria tampan dan pintar itu adalah Shinici dulu kami akrab, kami bukan seperti saudara, tapi melebihi itu, kami adalah sahabat yang tidak akan pernah terpisahkan oleh apapun. Ya aku mengatakan Sahabat melebihi persaudaraan, karena Persaudaraan bisa rusak oleh cinta, uang ataupun lainya, sedangkan Sahabat, selamanya tak terpisahkan.
Ibu kami adalah seorang wanita yang tegar dalam menghadapi cobaan hidup, mulai dia harus menjadi Janda setelah ditinggalkan Ayah yang tidak sanggup hidup susah, dia membesarkan beserta menyekolahkan kami, ia adalah Ibu sekaligus Ayah bagi kami dia bersusah payah menyekolahkan kami dengan menjadi tukang cuci kain dirumah – rumah tetangga. Ada suatu pelajaran berharga yang selalu diterapkan ibu adalah walaupun dalam keadaan seperti itu, ibu tidak pernah lupa menabung untuk berkurban, rasa cinta kemanusiaan ibu yang mendorongnya untuk melakukan itu, terkadang tabungan ibu tidak cukup, dan dia menunda berkurbannya ditahun yang akan datang, pokoknya ibu berkurban selalu dua tahun sekali atau satu tahun sekali. Dan sekarang ini menjadi kebiasaan bagiku juga.
*****
Shinici lah yang selalu tidak membebani ibu dalam masalah keuangan sekolah, semenjak dia memasuki jenjang SMP dia selalu mendapatkan nilai tertinggi, sehingga dia selalu dapat beasiswa, jadi ibu tidak perlu lagi memikirkan biaya sekolahnya. Dia selalu juara, terkadang ibu mau memberikannya hadiah, tapi tiap ditanya ibu, Shinici lebih memilih tidak meminta apa-apa, Karena dia tau tidak akan bisa diberikan Ibu. Pernah suatu hari dia meminta hadiah tapi memang Ibu tidak dapat memberikannya, sejak itu dia tidak pernah mau diberikan hadiah disaat nilainya tinggi, Shinici sejak kecil memang selalu ingin melihat laut yang selalu dilihatnya di TV, aku tau itu, itulah yang pernah menjadi permintaannya jika dia ditanyai hadiah apa yang kau mau Shinici? “Tidak banyak, aku ingin lihat laut!!” huh… karena keadaan ekonomilah yang menghambat keinginan Shinisi itu…
Tiba-tiba akupun berfikir dan mulai menduga pria yang dibangku di ujung jalan itu adalah Shinici, mungkin inilah hari disaat dia dapat melihat keinginannya sejak kecil?
****
“Edogawa, apa yang kau lamunkan sayang?, ceritalah padaku!! “ Tanya ran pada ku…
Akupun mulai bercerita apa yang masih ada didalam memoriku kepada Ran, “Aku rindu adik dan Ibuku ran, Shinici, aku rasa pria diujung jalan itu adalah dia, tapi aku masih tidak bisa melupakan kejadian beberapa tahun yang lalu, betapa tega dia meninggalkan ku dalam keadaan susah, padahal kami berjanji, kami adalah saudara, tidak ada saudara kami didunia ini, karena ibu seorang wanita sebatang kara” ceritaku pada ran
****
Kembali rekaman masa lalu tentang Ibu ku itu terputar dalam ingatanku, Rekaman itu kuceritakan pada Ran.
“Edogawa, kenapa pulang cepat nak? Apakau bolos?” Tanya ibu yang baru pulang mencuci di beberapa rumah tetangga, dan sedang sibuk mengumpulkan pakaian kotor yang juga ibu terima untuk dicuci dirumah
“Aku kurang enak badan bu, sepertinya deman” Jawabku sambil memegang keningku untuk meyakinkan ibu.
Seketika itu juga raut muka ibu berubah, tampak diwajahnya terukir kekhawatiran terhadap ku, dia memegang keningku… dan bergegas membeli es batu dirumah tetangga… di menyuruhku tidur, dikompresnya kepalaku dengan handuk yang basah dengan air Es. Dia melakukan itu dengan kasih sayang, setelah itu ibu meneruskan pekerjaannya, dia tidak mampu membawa ku untuk berobat, ya itulah caranya untuk menurunkan demam sebagai antisipasi saja.
Saat ku sedang istirahat kuintiplah ibu mencuci dari jendela kamar, kulihat tangan-tanganya yang kurus dengan kerutan dan lemah itu mencuci pakaian dengan sisa-sisa tenaganya yang sudah memudar, tangan-tangan yang indah itu. Ku tau sudah tidak mampu lagi tangan itu untuk menerusan pekerjaan itu, tapi tetap dikerjakan demi anak-anaknya. Melihat itu air mata pun tak mampu ku bendung, terisak-isak tangisku melihat kasih sanyangnya yang begitu besar kepada kami… dia ingin kami menjadi orang sukses
Ternyata ibu melihat aku sedang menangis saat itu, ibupun melompat dan berlari menuju kamar, diapun memelukku, dia bertanya “Apa yang sakit nak? “
“Tidak ada bu” jawabku terisak-isak, “bolehkah kalau aku sudah sembuh aku bekerja bu… aku tau shinici adalah anak yang pintar, kalau ibu menyekolahkan kami berdua edo tidak bisa melihat ibu seperti ini, edo tau ibu sedang sakit, bu kalau aku tidak sekolah dan bekerja, maka beban ibu akan berkurang dan peluang shinici untuk sukses lebih besar, dia anak pintar bu..”
Seketika itu berubahlah raut wajah ibu, bukan marah, tapi tampak raut kekecewaan diwajah ibu, “jangan sekali-kali mengatakan itu, Ibu tidak membedakan kalian berdua, keduanya sama, selagi ibu masih mampu tidak ada yang putus sekolah. Perkataan mu nak menyakitkan Ibu, susah payah selama ini Ibu menyekolahkan mu, inikah balasan buat Ibu? Edo anak ku, ingatlah nak kau sudah kelas 1 SMA, lihatlah sudah seberapa jauh kau melangkah, begitu puasnya kan hingga kau sampai seperti ini? Ingat pesan ibu anak ku jangan pernah melihat seberapa jauh lagi kau melangkah tapi lihatlah sudah seberapa jauh kau melangkah, Ibu tidak pernah mengajarkanmu untuk berhenti dan menyerah. Jangan lakukan itu lagi pada Ibu!!”
Akupun tertunduk dalam hati kurenungkan pesan Ibu, aku telah membuat dia kecewa, maksudku untuk membuat ringan beban ibu, tapi justru membuat kekecewaan baginya, terbayang berapa banyak aku telah mengecewakannya saat ku dikandungan dia memiliki harapan-harapan terhadapku yang beranjak aku dewasa justru lebih banyak mengecewakan harapannya itu “Bu, adakah aku membuat diri mu bangga? Aku hanya ingin membahagiakan mu, dan meringankan beban mu… maafkan aku bu, ucapan ku membuat ibu kecewa”
“dimata ibu kalian berdua adalah kebanggan dan kebahagian bagi ibu, saat edo ataupun sinichi di rahim ibu, tidak sedikitpun ibu merasa edo menyusahkan ibu, ibu bangga ibu bahagia saat itu, saat edo dilahirkan dan menangis, betapa besar kebahagiaan ibu, ibu bahagia dan bangga ketika melihat mu nak tumbuh, ibu bangga ketika edo membutuhkan ibu saat kamu lapar dimalam hari menangis minta susu, setiap kebahagiaan mu adalah kebahagiaan juga bagi ibu. Itulah kebahagiaan ibu.” Kupeluk ibu erat-erat tak tahan air mata ini pun mengalir begitu derasnya, aku berjanji akan terus membuat ibu bahagia dan aku berjanji akan menjadi sukses supaya dia selalu bangga. Setelah saat itu aku semakin semangat belajar walaupun tidak menjadapatkan juara 1 aku tetap bisa masuk 10 besar akhir kelas 1 SMA, dan Shinichi lagi-lagi mendapatkan Ranking 1 umum dikelas 2 SMP.
****
Aku diam sejenak, menahan rasa haru mengenang Ibu yang telah tiada “Ibu mu orang yang hebat sayang, dia membangkitkan semangat mu, dia betul-betul wanita yang tegar” kata ran sambil menyeka air mata nya kulihat dia menunduk menyembunyikan tangisnya dengan rambutnya yang tergerai dan diterpa angin laut.
Akupun melanjutkan ceritaku pada ran, “dan delapan tahun yang lalu aku mengenal mu ran karena kamu belajar bersama dirumah bersama shinici, kamu menyukai Shinichi, aku juga menyukaimu, aku mengatakannya pada shinici bahwa aku menyukai mu, tapi kamu memilih Shinici yang sama sekali tidak menyukaimu.” Ran pun tersenyum pada ku. “siapa bilang? Shinichi menyukaiku juga lo.. “ jawab ran sambil tersenyum bercanda.
“Trus kau ingat kan, waktu itu ibu sakit ibu kena Sirosis Hati… dan ibuku meninggal saat aku kelas XII SMA dan Shinici kelas IX SMP, benar-benar shinici memutuskan untuk berhenti sekolah dan dia membantu ku dalam keuangan untuk kuliah ku tentunya bukan dia semua yang membiayai, aku masuk kuliah di Monash University jurusan Kimia, semua tabunganku habis buat biaya masuk kuliah, aku pun bekerja untuk bantu-bantu keuangan kuliahku dan makan kami berdua.. saat itu kamu dan Shinici udah jadian dan aku ingat Shinici dan Kamu Ran menabung untuk biaya pernikahan kalian, aku ketawa meliat kamu pun memungut uang Receh dijalan hahaha”. Tampak raut wajah ran berubah, mulutnya rada monyong “Harus donk kalau rezeki ga boleh ditolak, berapapun jumlahnya, lagian kalau dikumpulkan udah bisa jadi banyak kan?” Akupun berdiri dan memegang tangan Ran “Ran yuk kita menuju kesana” ajakku sambil menunjukk kearah pria yang kami liat seperti shinichi.
“Ay uukk” jawab ran sambil berdiri dan merapikan bajunya karena lipatan saat duduk
“ Seandainya dia benar Shinici, dia pasti malu meliat ku….ya Ran?”
Ran hanya diam “Ran.. kau dengar yang kukatakan?”
“Oh.. jangan katakan itu, dia tidak bersalah dalam kecelakaan yang merenggut penglihatan mu” jawab ran sambil berjalan beriringan dengan ku.
“Kok kamu jawabnya begitu? Kamu ingatkan? Waktu itu aku sudah hampir tamat kuliah, memang aku yang salah, tapi dia tidak berada bersamaku saat aku susah Ran, dia malah pergi meninggalkan ku dengan ucapan selamat berpisahan, aku sakit hati mendengar kata-kata itu, ran dia mengatakan “Edogawa, maafkan aku, kita memang saudara, tapi aku tidak bisa merawat mu karena kamu buta… karena kehidupan kita masing masing, akupun ingin hidup bahagia dan dapat melihat laut seperti keinginan ku yang tidak pernah tercapai..” bukankah itu kata-kata terakhirnya?? “ tanyaku sambil terus berjalan.,… tapi Ran diam saja
“Ran, kenapa diam? Apa yang kau sembunyikan dariku?? Kau mencintai Shinici kan? Kau masih mencitainya kan?” Aku pun menghentikan langkah kaki, karena akan menyeberangi jalan “Ran?” bentakku “Tidak Ini bulan madu kita.. jangan karena hanya ini, semua yang kurencanakan menjadi berantakan” kulihat pria itu sambil ku mendengarkan celoteh Ran, pria itu benar Shinici “Hei Edo… kamu dengar ga?” bentak Ran.
“kamu selalu kalau aku ngomong ga kamu dengerin, Bukankah Zat kimia penelitian itu kamu sendiri yang taruh diatas lemari dan kamu sendiri yang mencarinya kembali, dan ga sengaja zat kimia itupun tumpah menyiram wajahmu hingga mengakibatkan kebutaan pada matamu?? Kenapa kamu menyalahkan Shinici?” Sewot Ran
Akupun melipat tangan sebagai bahasa tubuh bahwa aku bertahan tidak mau kalah “Aku tidak mengatakan itu” Bentakku keras, seketika itu juga terdengar suara memanggilku “Edogawa” dari seberang jalan, tapi aku tidak menghiraukannya aku teruskan ceramahku pada ran “Aku tau itu memang salahku, tapi dia meninggalakanku” sambil bicara samar-samar ku melihat sinichi sulit berjalan, sepertinya kakinya bengkak dan menggunakan tongkat.
“Brrrrukkkkkk” terdengar suara terjatuh diiringi bunyi Rem dari kendaraan yang berhenti mendadak setelah jalan dengan lajunya.
Akupun terdiam dari celotehku pada ran, kulihat sumber suara dan ada tubuh manusia tergeleletak di jalan berceceran Darah kulihat kacamata hitam nya remuk banyak orang mengangkatnya kedalam mobil, pria itu yang digotong itu adalah Shinichi. Ran pun mengejarnya, sambil teriak menangis menyebut nama Shinichi.. aku hanya bisa diam bingung dan sedih.
Kamipun ikut mengantarkan Shinici kerumah sakit
****
Setelah dokter merawat Shinici, “Kalian siapa korban?” tanya dokter setelah keluar dari ruangan “Kami keluarga korban dok” jawab Ran, dan aku hanya duduk menunggu memperhatikan Ran yang sangat cemas sambil menangis, “sepertinya tidak punya harapan” kata dokter, “banyak darah yang dikeluarkannya, dan beberapa organ fital rusak, masalah darah kami banyak persediaan, tapi sepertinya dia juga geger Otak mungkin menyebabkannya Hilang Ingatan, ginjalnya sudah rusak lama sekali, sebelah ginjalnya pernah diangkat, dia sudah siuman sekarang, kalian bias melihatnya !!”
Ran bergegas masuk dan memanggil Shinici sambil teriak… aku masuk dan memperhatikan Ran yang begitu khawatirnya… “Sssiapa itu… kenapa disini gelap??” Ran pun menngis kulihat ran terisak-isak menangis, aku teringat waktu aku buta Ran tidak begitu, aku tau mungkin kecelakaan itu menyebabkan juga Shinici buta. Ku dekati ran kudekap dia, dia menangis dibahuku sambil menyebut-nyebut nama Shinici..
“Aku ran, Apa kau masih ingat?” Tanya Ran dengan suara menggigil….
Dengan pelan dan perlahan Sinichi menjawab pertanyaan Ran “Ran?? Anak daerah mana ya?? Apa aku buta?? Kamu siapa Ran?… Ran kalau kamu kenal Edogawa tolong jemput dia!! Aku rindu dia… hanya dia satu-satunya saudaraku didunia ini !!” “Shinici mengenalku ? Sementara dia sendiri tidak mengenal Ran” tanyaku dalam hati, dia masih mengakui ku sebagai saudara. “Aku disini Shinici” bisikku ku ketelinganya, Tangannya yang lemah memelukku melepas rindu. “Edo aku buta, aku tidak bisa melihat mu, aku tidak bisa melihat laut, Edo andai aku sembuh bawalah aku sekali saja untuk mendengar laut sekali saja!!”. .
Aku hanya diam, dengan pelan ku bisikkan “Pasti akan ku bawa…” kulihat tubuhnya yang sudah sangat parah, karena sakit ginjal yang dideritanya, ginjal satu tidak mampu untuk menjaga kesehatannya sehingga kerja ginjalnya sangat berat hingga rusak, sekarang kakinya membengkak, tangannya membengkak dipenuhi cairan.
Aku pun tertunduk dan kurangkul Ran…. “Ran mungkinkah ini karma buat Shinici? Tapi walaupun dia dulu meninggalkanku, sekarang ini aku tidak akan membalas apa yang telah diperbuatnya padaku, tapi aku akan menjaganya dan akan tetap disini merawatnya” ran pun menangis dan membentakku “Shinici buta bukan karena tabrakan Edo.. kalau kau sayang padanya donorkan matamu untuk shinici!!” kata Ran sambil menunduk “maafkan aku shinichi, rahasia ini aku kasih tau kepada Edogawa” bisik Ran ditelinga shinici…
“Rahasia apa itu? “ tanya shinici lemah
Aku pun terdiam, dalam hatiku berkata, mengapa mereka menyimpan rahasia dariku….??
Ran tertunduk… rambutnya yang tergerai menutup matanya yang meneteskan air mata mengenang masa lalu nya. “Shinici buta karena cairan kimia penelitian tugas akhirmu” akupun terkejut mendengarkan itu?? Jadi kacamata hitam itu?? Ternyata shinici buta?? Kenapa hal yang terjadi dengan diriku pun terjadi pada shinici?? Hatiku berkata.
“Waktu itu Shinici dengan nafas terengah-engah datang kerumah mengatakan cairan kimia penelitian mu menyebabkanmu buta… dia tau kau menyukai ku… dia mengatakannya pada ku.. dia pamit kepadaku. Dia berkata ingin pergi jauh yang mana dia tidak melihat kita lagi di suatu dunia yang gelap, aku khawatir kecelakaan yang kau alami menyebabkan dia mengambil keputusan nekat bunuh diri, terakhir dia mengatakan dia juga mencintaiku tapi dia titip kamu padaku.. itu pesan shinici”. Ran pun diam dari ceritanya untuk menarik nafas
“Lalu Ran?” tanyaku
“aku datang kerumah sakit terpaksa ku katakan ucapan Shinici padamu.. karena kau yang memaksaku, kau pun ga bisa menerima ini, kau berharap ada shinici tetap berkumpul bersama, tapi shinichi malah pergi meninggalkan mu, awalnya sinici datang kerumah sakit dan mengucapkan kata perpisahan yang membuat hati mu hancur, “Edogawa, maafkan aku, kita memang saudara, tapi aku tidak bisa merawat mu karena kamu buta. Karena kehidupan kita masing masing, akupun ingin hidup bahagia dan dapat melihat laut seperti keinginan ku yang tidak pernah tercapai..”, setelah itu ada orang dermawan yang menyumbangkan dana untuk perawatan mu, dan kau pun mendapatkan pendonor matamu, kau tau siapa orang itu??” tanya Ran sambil menutup mulutnya menahan tangis… “Kau tau siapa orang itu??” bentak Ran padaku, akupun menunduk aku tau sekarang shinici tidak pergi dariku,… dia bersamaku … air matakupun menetes..
“Ya… sekarang kau tidak bisa menjawabnya Edogawa, kau tau saat kau dirawat dan belum boleh keluar.. aku bertemu shinici ditaman kota, dia jalan dengan tongkat dan kacamata hitamnya, selembar foto dibuangnya dari saku bajunya, ku pungut foto itu, foto itu adalah fotoku.. aku memanggilnya dan dia pun berhenti dan dia mengatakan “maaf kan aku Ran, maukah kau berjanji tidak mengatakan ini pada Edogawa? Dana yang telah ku tabung buat pernikahan kita telah ku bayarkan untuk pengobatan Edogawa ditambah dana dari hasil donor ginjalku kepada orang kaya, dan sekarang aku hanya ingin pergi mendengarkan laut impianku waktu kecil.. sisa dana pengobatan akan ku gunakan untuk berangkat ke Hongkong jangan cari aku. Aku mencintaimu Ran”
“Dasar bodoh, kau tau kau mengorbankan segalanya untuk edogawa, apakah kau akan bisa menjadi orang sukses? Padahal kita berdua akan menikah, dan bercita-cita menjadi orang sukses berdua” triakku (Ran) sambil menangis pada shinici.
“Ran, Kesuksesan adalah penilaian orang lain pada kita, sedangkan kebahagiaan adalah penilain yang ada dalam diri kita sendiri.. kau tau jika Edogawa buta.. apa arti pengorbanan ku selama ini? Apa arti pengorbanannya selama ini? Dia berjanji pada ibu akan menjadi orang sukses, aku berhadap orang menilainya sebagai orang sukses, sedangkan aku sendiri berjanji pada ibu akan menjadi orang yang bahagia, Ran ku harap saat kau bulan madu bersama Edogawa bawalah dia melihat laut bersama mataku.. ! biarkan mata itu menikmati keindahan nya! Selamat tinggal”. Kakiku lemas akupun terduduk sambil menangis.. membiarkannya pergi meninggalkan iku..
“Edogawa. Maafkan aku telah lama menyimpan rahasia ini, karena ini janjiku pada Shinici”
“Ran??” ucap Shinici, kamipun terkejut, setelah mendengarkan cerita ran ini Shinicipun mengingat Ran dan menyebut namanya, tiba-tiba Shinicipun tersedak dan mengeluarkan darah dari mulutnya, ku kuatkan diriku untuk tidak menangis agar aku dapat mengajarkannya Kalimat terakhir yang mesti diucapkan seorang muslim, alhamdulillah akhir hayatnya Shinici sempat ku dengar kalimat tauhid itu diucapkannya, tak kuasa ku bendung tangis ku… air matapun mengalir begitu saja… aku belum sempat meminta maaf pada Shinici, tapi aku tau Shinici memang sangat sayang padaku, dan dia pasti telah memaafkan ku. Semua terjawab misteri itu, misteri selama ini yang telah ku pendam, kenapa shinici pergi dan kenapa Ran mengajakku bulan madu memilih ke Hongkong, kenapa Ran begitu yakin pria yang dilihatnya begitu jauh adalah Shinici. Shinici Aku akan melihat laut dengan mata ini.

Minggu, 05 Agustus 2012

Ka Iki (Rizky Febrian Adriansyah) (˘⌣˘ʃ♥ƪ)

Allo , saya mau nge'post lagi nih tentang Iki (Rizky) anaknya om Sule yang lagi naek daun itu . Ka Iki tuh Orangnya manis cakep-cakep gimana gitu . suaranya juga bagus banget . Pertama tau Ka Iki tuh Waktu nonton Hitam Putih . "itu siapa sih ko cakep banget" eh taunya anaknya om Sule . Sumpah gw ng'fans banget dari situ , katanya orangnya tuh baik gk sombong tpi entah gw blum pernah mention dia #Malu+takut gk di jawab mention nya Hahahaha . Oh ya dia lahir tanggal 25 Februari 1998 beda 1 taun ama gw mudah-mudahan aja jodoh XD #NGAREP .  Ok kita lanjut ke foto-foto nya yang imut-imut XD nemu dari Blog sebelah nih #Gk modal hehehe

Nih gw dapet foto yang kayaknya dia lagi di Trans Studio Bandung sama adeknya kali ya tuh . Cakep banget Ka Iki ... Uuuhhh Makin gemes ><


                            Dan ini foto yang gw dapet dari twitternya Om Sule (@Sule_prikitiw)



   Kompak banget ya Bapak sama anak , apa lagi Ka Iki . Mimik mukanya nyawoloh , Lucu banget :**

                                                     Dan ini yang bikin gw PANAASS!!




                          Siapa sih itu Ka ? Mesra banget deh , sampe gandeng tangan segala :P
                                                                        Ngiri tau ><

                   Wah ada satu lagi nih yang bikin gw Panas se panas panas nya matahari #Lebay


 Entah berapa lama mereka sudah pacaran , Nama pacarnya Ka Iki Erica Shintia (@ercsht) yang jelas gw cemburu berat ngeliat mereka mesra-mesraan .

Eh eh ini yang bikin gw panas banget mah , mesra banget deh kayaknya :(  gw dapet dari twitternya Ka Erica yang supeeeerrr cantik


Yaudah deh , gpp tuhan gk menjodohkan aku sama Ka Iki #Lebay . sempoga Ka Iki sama pacaranya langgeng terus ya :D . Amiin

Skarang gw seneng banget udah bisa nge post tentang Ka Rizki (@rizky_febian) , walaupun gk semua :) . Sekian aja dari gw , gw mau mandi , suhu udara di sini panas , apa lagi nge'liat foto-foto Ka Iki sama pacarnya yang bikin gw makin panas melebihi panas Matahari #MakinLebay . Udah ah bye bye :**


Ini yang bikin NGAKAK !

Ini cerita lucu paling ngakak yang pernah gw baca , entah kenapa . tpi gw suka XD

Cekidooot~~~

WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.
FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.
GOOGLE : Aku punya semuanya.
MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
EXPLORER : Kan gue masih ada.
MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!
EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!
INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!
FACEBOOK : Huuu, yang pal
ing sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.
YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!
GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.
INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :p
KOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.
PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!
GENSET : tenang aja kan masih ada saya
PLN : diem lu
PERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa lo
SOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya aman
Matahari : Ettt Gk gw sinarin diem lo
Air, Batubara, Petir dll : MASIH ADA GUA !!!
Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal ada
jagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....
Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada.
 
 
Hadeh.. Cukup sekian dan terima kasih .

Sabtu, 04 Agustus 2012

- PERJALANAN SATU MALAM -

Ini cerita Mistis tersedih yang pernah gw baca , entah kenapa gw suka banget sama cerita ini dari salah satu Fanspage FB gw . Langsung aja ya

Cekibrooott~~

Malam yang dingin diselimut kabut tebal dijalan yang lurus dengan suasana remang terang bulan, setiap sisi jalan dibatasi oleh jurang yang cukup curam. Keheningan malam terpecah dengan suara rem kendaraan berkecepatan tinggi yang melintas.
***
“Tidakkk…….., AKHHH..…” terdengar pekikan orang didalam b
us, aku merasa kan itu aku merasakan benturan keras itu… dan sebelum aku terjaga dari tidur aku sudah tidak tau apa-apa….. “Apa yang terjadi??” ucapku itu terbesit begitu saja dengan cepat didalam hatiku sebelum aku tidak sadar..... suhu udara dingin menusuk hingga ketulang
“….. dimana ini?? Gelap sekali … hah siapa kau??” ucapku kepada salah seseorang yang tepat melihat kearahku. Sepertinya dia berusaha membangunkanku
“kita berada di dalam jurang, lihat bus yang kita tumpangi terguling dan meledak…” ucapnya sambil menunjuk kearah bus… yang sudah hangus
“Bagaimana dengan penumpang yang lain??, kenapa aku bisa terpelanting sejauh ini??” tanyaku keheranan
“penumpang hanya berempat , aku, kau dan seorang ibu-ibu dengan seorang anak perempuannya, aku tidak tau dia dimana, mungkin sudah mati… yang lainya sudah turun di station sebelumnya, kenalkan aku jimmy, hei apa kau terluka??” ucap jimmy sambil mengarahkan salaman kearahku , tapi dia tidak menjawab pertanyaanku kenapa aku bias terpental sejauh 40 meter
“Oh tidak bahkan sakitpun tidak terasa, eh ia namaku Bayu”
“Bayu?? Hahaha nama yang unik??”
“ ya begitulah itu pemberian orang tuaku..…, sebentar aku akan menghubungi bantuan” Aku segera merogoh saku celana, “Oh tidak…” Benda itu rusak mungkin saat benturan tadi. “Nanti di tempat terang akan ku perbaiki”
“Hai apa itu Bayu?, sudahlah barang rusak jangan dipikirkan mari kita cari bantuan keatas, disini gelap sekali kita tidak tau dibawah ini ada hewan buas atau tidak” ajak jimmy..
*******
Setelah berada di atas dan ditepi jalan… kamipun menyusuri jalan yang sepi dan remang diterangi bulan separuh …. Dalam perjalanan aku hanya diam dan penuh tanda Tanya sesekali ku rasakan dingin disekujur tubuhku tapi aku tidak begitu mengginggil , sambil berjalan aku memikirkan nasip ibu dan anak perempuannya tersebut, supir bus dan kernet nya aku pun mau tau apa yang terjadi, apa penyebab bus yang ku tumpangi terjatuh kejurang tersebut…. Tadi saat aku menyusuri tepi jurang tersebut aku sempat bertanya ke Jimmy, dia menjawab “terlalu cepat Bayu.. aku tidak tau, kecelakaan ini berlangsung begitu cepat” ya memang terlalu cepat sehingga kami pun tidak sadarkan diri Aku berharap segera sampai disuatu perkampungan untuk segera menghubungi bantuan tidakpun menyelamatkan nyawa sisupir dan ibu itu ditemukan mayat mereka oleh keluarga mereka pun sudah sukur… dalam perjalanan jimmy pun diam mungkin dia masih trauma.

Tiba-tiba jimmy memanggilku “ Hai tunggu Bayu, kalau kita lurus, kita belum tau didepan seberapa jauh lagi kita akan berjalan, tapi di jalan setapak ini aku yakin didalamnya pasti ada perkampungan, setidak-tidaknya satu dua atau tiga rumah la… mari kita lewat kesini…!!” ajak Jimmy sambil menunjuk kearah jalan setapak yang tentu suasana nya lebih gelap dan kiri kanan ditumbuhi oleh rumput ilalang…

Aku mengikut saja… tanpa berucap apa-apa, sambil berjalan ku buang HP yang ada disaku celaku karena saat di terangi lampu jalan tadi kulihat HP itu hangus terbakar, entah bagaimana caranya, sesekali aku melihat kea rah jimmy ku masih diam tanpa bicara karena benakku terus berkata-kata di didalam hati, saat di jurang tadi aku sudah bertanya-tanya tentang kehidupan jimmy, dia pulang bekerja, dia memiliki istri dan seorang anak laki-laki yang masih kecil dan mereka sekarang sedang menunggu nya dirumah, dan akupun sudah menceritakan tentang diriku, tapi aku terus berfikir dengan penuh tanda tanya, sebelum aku tidur rasanya aku belum pernah melihat penumpang seperti dia… dia juga seperti begitu kenal dan hapal jalan ini… pakaiannya pun sangat kuno walaupun suasana rada keremang-remangan ku melihat samar pakaian kuno sekali sepert pakaian di zaman penjajahan …. Dia betul-betul orang aneh,…

Tidak jauh kami berjalan akhirnya kami menemukan sebuah rumah yang sederhana terbuat dari kayu dan model rumah kuno bergaya keeropaan… ya persis bergaya eropa, bahkan dilengkapi dengan cerobong asap, aku rasa itu pasti cerobong palsu, sebab apa gunanya cerobong itu di daerah tropis seperti ini, jimmy terus berjalan tanpa menghiraukan rumah tersebut… “Jimmy ayo kita kerumah itu…!! Minta bantuan” pintaku sambil menunjuk kearah rumah…
“Tidak ada orang dirumah disana itu Bayu !!” dia terus berjalan meninggalkan rumah itu semakin jauh…. Akhirnya aku berhenti dan pegi kerumah tersebut sendiri saja… jimmy berbalik kebelakang untuk mencegahku. Dan menarik tanganku.. “Hei itu hanya rumah kosong!!” hah … saat itu aku kaget mendengarkan nya dan terdiam menatap matanya dengan penuh tanda tanya… aku terkejut bukan karena itu rumah kosong tapi kenapa Jimmy bisa mengetahui tempat ini… kenapa dia bias tau itu rumah kosong ?? ada yang tidak beres dengan jimmy, dia menyembunyikan sesuatu dari ku. Aku harus waspada dengan dia.
“Hai apa yang kau liat?? Kenapa kau menatapku seperti itu?? Baiklah ayo kita kerumah itu!! Tapi ingat Bayu jangan ada diantara kita yang terpisah, kita tidak mengenal tempat ini, kita harus saling menjaga” Ajaknya
“Ya” jawabku sambil dalam hati berkata “dan kau juga mesti diwaspadai”… akupun segera berjaga-jaga dengan mengambil sebilah kayu ranting.
Sampai dirumah tersebut aku pun mengetuk rumah tersebut, suara orang bicara ku dengar didalam tapi ketukan ku tidak dijawabnya, sepertinya suara orang marah…. Suara lelaki yang sepertinya memarahi istrinya sepertinya lelaki itu cemburu… aku penasaran dan mencoba mengintip dari jendela… tidakkk si pria marah dengan memegang pisau ditangannya…. Pria itu seperti bule dan wanita jawa itu kulihat dadanya sudah tertembus pisau dapur dan ditusuk berulang kali hingga mayatnya tergeletak…. Dilantai rumah…. “Hahhhh, …” Aku menutup mulut agar suaraku karena terkejut tidak kedengaran…

“Hei Bayu, apa yang kau lakukan?? Dia pasti akan membunuh kita juga.. Ayo cepat tinggalkan rumah ini….” Sambil berlari jimmy menyuruhku “lari!!... bodoh!!, sebelum belanda itu mengetahui kita!!!”
****
Kuikuti perintah jimmy untuk lari…. Tapi tiba-tiba saat ku lengah jimmypun sudah tidak kelihatan lagi…
“Jimmy …. Kenama kau…” Bisikku agak teriak sedikit, sambil melihat keliling jalan setapak yang gelap ….
“Aku disini” jawab jimmy dengan suara berbisik sambil keluar dari semak ilalang…
“ Hai Bayu, ayo jauhi jalan…. Cepat kemari…. Oh sial lihat dia keluar rumah…… Belanda sialan…”
Aku segera masuk ke semak ilalang rasa takut akan ular ataupun hewan lainnya menjadi hilang, aku betul-betul tidak menyangka ini bisa terjadi… aku hanya ingin mencari bantuan….
Begitu kagetnya aku ketika melihat bule itu mengejar kami dengan memegang senter dan senjata api… “Oh tidak… aku tidak ingin berurusan sama dia, dia benar-benar akan membunuh kita jimmy, apa yang harus kita lakukan” bisikku
“Yang harus kita lakukan adalah mengatur siasat untuk bisa membunuh nya… sebelum kita dibunuhnya… kita berdua dan dia sendiri” bisik jimmy, kami hanya bisa merunduk digelapnya semak ilalang, rasa takut tak terhankan benar – benar menyelimutiku… ketakutan itu benarbenar menusuk disuasana gelap ditambah dengan nyanyian jangkrik dan suara-suara hewan lain yang hidup di semak ilalang setinggi hamper satu meter itu ditambah lagi ketika orang belanda itu ternyata tidak sendiri, beberapa orang keluar dari rumah tersebut…. Kulihat ada sekita 10 orang…. Aku hanya dapat terdiam dan berdoa… …. Tidak ku hiraukan lagi beberapa hewan yang sudah merayap dikakiku, aku tidak tau entah itu lipan tah lintah ku biarkan mereka menggerayangi tubuhku dari pada peluru yang menggerayangi isi perutku..
“ sepertinya indon-indon itu memasuki semak ilalang ini dan bersembunyi… ayo kita berpencar menyusuri semak ilalang ini tuan” salah seorang dari mereka berwajah seperti orang pribumi sedang menganalisa suasana dan bicara kepada pimpinan nya…

“ tidak perlu… dengan begini pasti mereka akan mati…. Beserta hewan-hewan kotor yang ada disekitar sini” ucap pimpinan mereka ya sepertinya memang berwibawa seperti pimpinan sambil memuntahkan Satu timah panas kearah semak ilalang didepannya “Sekarang ambilkan saja aku Mesin Gun isi dua ratus peluru sekarang digudang persenjataan kita….!!”
“Baik tuan…”
Saat itu aku terdiam mendengarkan apa yang diutarakan pimpinan meraka, otakku tak dapat berfikir lagi, tamat lah riwayat ku kali ini.. .. ayo berfikirlah Bayu.. hatiku berkata aku terus menganalisa, tapi otakku buntu sama sekali, tapi dengan mesin gun itu pasti kami tidak akan selamat.
“ Hai yu “ bisik jimmy “dalam hitungan ketiga kau lari secepat mungkin, sebelah selatan dan aku sebelah timur, itu satu-satunya cara untuk mengacaukan mereka, kau siap?? Satu… dua …. Tiga..” tanpa piker panjang lagi aku Langsung secepat mungkin aku berlari sekuat tenaga ku menuju keselatan….. trus ku berlari… tanpa menghiraukan suara tembakan dibelakang ku aku tidak tau itu suara tembakan mengenai ku atau meleset aku terus berlari…. Kuberanikan diriku terus berlari menuju ke semak yang semakin belukar, dan semakin gelap…. Aku tau itu sudah memasuki hutan… aku tak perduli kan itu… terkadang aku rasakan sandungan kayu dan akar beluka dan duri duri menusuk-nusuk kaki-kaki ku yang dilapisi celana jeans tebal, aku tidak perdulikan itu….
Setelah jauh berlari aku kembali menoleh kebelakang… semoga saja mereka tidak mengejar dan kehilangan jejak dan aku sudah jauh dari jalan setapak sekarang yang ada disekitarku hanya gelap malam nya ditengah hutan rimba, tanpa sedikitpun cahaya bulan masuk, ku kurangi laju lariku sesekali ku berhenti untuk mengambil nafas panjang dan dalam fikiran ku selalu bertanya-tanya untuk memilih milih apa yang akan aku lakukan selanjutnya, aku takut terinjak hewan berbisa, ataupun menabrak hewan buas seperti bruang atau apapun…. Jika aku kembali aku tau pasti aku akan berakhir dengan mengenaskan, tapi jika aku teruskan aku juga tidak tau langka kakiku sedang mengijak tanah atau ular besar ataupun entah apa lah… jika didepanku jurang pastilah aku akan mati disana… tidak aku harus hentikan berfikir, aku harus terus berjalan lurus, karena dibelakangku sudah terlihat cahaya senter yang pastinya mereka mengejarku…
Dalam perjalan itu fikiranpun masih bertanya-tanya bagaimana nasip jimmy, mungkinkah suara tembakan itu mengenai jimmy??...
***
Setelah jauh berjalan dari kejauhan aku melihat cahaya-cayaha kecil, akhirnya rasa takut itu berkurang juga, syukurlah didepan mungkin sebuah rumah… dan aku bisa meminta bantuan kesana… semoga saja disana sebuah perkampungan….. aku terus berjalan mengikuti cahaya lampu tersebut. Aku sudah tidak mampu lagi mengatur nafasku yang terengah-engah….
***
Setelah sampai dicahaya itu, ternyata disekitar sini ada beberapa rumah yang letaknya sangat berjauhan terlihat dari cahaya lampu minyak yang mereka letakan didepan rumah, aku mencoba mengetuk pintu berharap yang punya rumah memiliki telp atau suatu alat komunikasi untuk menelp polisi, setelah lama ku ketuk tapi tidak seorangpun yang menjawab, dengan memberanikan diri ku pegang gagang pintu tersebut dan pelahan ku coba untuk membukanya, syukurlah tidak dikunci aku pun masuk, begitu terkejutnya aku ternyata rumah tersebut berpenghuni, ya… ditambah penghuni rumah tersebut persis seperti kuntilanak seperti yang sering kulihat di TV, ku berusaha untuk berfikiran positif, ku hilangkan semua fikiran yang menakutkan didalam benakku, ku coba mendekati wanita berbaju putih dan berambut panjang tergerai, kucoba menegurnya, tapi aku belum berani, karna ku lihat wanita itu membelakangiku melihat kearah dinding papan, jangan jangan dia memang kuntilanak karena kebiasaan yang kulihat di TV – TV memang kuntilanan selalu membelakangi kita karena dia tidak ingin keliatan wajahnya mungkin, ku lihat ternyata di dinding itu tertempel kalender, ya mungkin wanita itu sedang asik menghitung hari dikalender,
Oh akhirnya lega juga.., apa????? .. tapi aneh, tidak, aku tidak mengka ternyata wanita itu menghitung hari di kalender dengan tertulis disana tahun 1949? “Wah dia pasti perempuan gila” pikirku, tak lama keluar dari dalam kamar seorang lelaki gendut tanpa baju dengan hanya mengunakan celana kain yang longgar dan berkulit hitam tanpa rambut dikepala. Dia menatap tajam kearahku, mulutku serasa berat melihat tatapan mengerikan itu, kucoba untuk tersenyum sambil meminta maaf kepada nya atas ketidak sopanan diriku “Maaf tuan saya terburu-buru, saya dikejar oleh orang-orang bule, berpenampilan tentara belanda zaman dulu. boleh saya bersembunyi disini? Apa anda punya HP atau telpon? Kalau ada saya mau menghubungi polisi? Dia habis membunuh seorang wanita”
“Kunci pintu!!! Dan pergi kebelakang.. kami tidak punya barang yang kau sebut. Dan kau siapkan makan buat tamu kita” Suara berat keluar dari mulut lelaki berbadan besar tersebut.. mungkin perempuan itu istrinya. Sampai diruang tengah kulihat anak perempuan kecil dengan bonekanya sedang duduk di kursi dimeja makan.. “Paman.. duduklah!!” anak yang ramah itu mengajakku duduk disampingnya. Ku ikuti maunya, dan tersenyum tapi hanya diam sambil berfikir, melihat suasana aneh dirumah mereka yang penuh dengan koleksi barang-barang kuno.. dan disini juga ada perapian yang disemen.. mungkin tujuannya agar menyerupai gaya rumah orang eropa dengan cerobong asap, tapi karena daerah tropis maka mungkin hanya sebagai gaya saja…
Dalam hati yang bertanya-tanya tiba – tiba dikejutkan dengan suara ketukan pintu dari luar dengan keras… yah pasti mereka, panik dan ketakutan mulai kembali mucul. Aku tidak tau bagaimana lagi.. “Kau, masuklah ke dapur, sembunyi disana!!... Istriku ambilkan senjata!!” Orang berbadan besar itu memerintah aku dan istrinya, istrinya yang sudah mengambilkan senjata lalu membawa anaknya masuk kamar.. aku mengintip mereka dari celah pintu dapur.
***
DOORRR…. Suara letusan senjata menembus kepala orang bertubuh besar tersebut sehingga darah bercampur warna keputihan berceceran kelantai.., disambut dengan tangis istri dan anaknya.
Melihat kejadian itu tubuhkupun dingin karena takut, bergegas ku obrak abrik isi dapur tersebut buat mencari senjata atau benda yang mungkin dapat ku gunakan, tapi hanya pisau dan korek api, dengan keadaan kalut ku ambil korek tersebut yang mungkin bisa digunakan bila perlu. secepatnya ku bergegas membuka pintu belakang dan kembali berlari secepatnya… dalam remang-remang suara malam terdengarlah suara tembakan dua kali berturut-turut.
Aku berusaha terus lari dan kembali masuk kesemak ilalang. Tanpa berhenti… sambil batinku menangis, betapa kejamnya karena menyelamatkan ku satu keluarga harus mati mengenaskan. Ku lihat dari kejauhan ada jalan besar walaupun dalam keremangan malam ku tau itu jalan walaupun jauh karena ada motor yang melintas, aku terus berlari untuk mencapai jalan tersebut
***
“Ah.. tidak .. akupun terpental jatuh karena terlalu laju berlari aku tidak bisa mengontrol keseimbangan badan karena kakiku tersandung sesuatu.. disaat ku menoleh ternyata ada dalam keremangan kulihat mayat terkujur kaku, dan itu persis seperti jimmy, segera ku pastikan dengan bergegas mencari korek di saku bajuku dan menhidupkanya, baru kusadari ternyata itu kuburan dan daerah yang kulalui adalah perkuburan kuno.. dan yang membuatku kaget adalah!! Setelah ku mengambil korek api dari saku ku dan melihat mayat tersebut ternyata bukan mayat tapi sebuah kuburan dengan batu nisan yang bertuliskan nama Jimmy, lahir di Duri 4 april 1924 meninggal 12 desember 1946, ah tidak… “tenang bayu jangan panic hanya kebetulan lagian banyak orang bernama jimmy.” Pikirku untuk Menenangkan ku supaya terhindar dari ketakutan yang membayangiku tentang Jimmy yang mengaku sebagai penumpang bus. akupun berdiri dan kembali berlari…
***
Malampun sudah mulai memudar oleh matahari yang akan muncul,
Sampai ditepi jalan besar. Syukurlah aku melihat lampu mobil yang akan melintas, aku segera memberhentikan mobil tersebut dengan melambai-lambai… aku melihat mobil itu terus jalan dan supir itu melihatku, terus tanpa berkedip sedikitpun dan juga tanpa berhenti tapi mempercepat jalan mobilnya. “TAAAR…” terdengar suara benturan keras. Aneh supir mobil itu mau apa?? Menginjak gas dan menghantamkan mobilnya di pohon dan supirnya malah menghilang…?? Ntahlah.. aku tidak melihat supir itu lari.. tapi dia memang menghilang entah kemana?? Apakah benar tempat ini banyak hantu??
Aku segera berlari.. melihat kondisi ditempat kecelakaan itu.. aku tau orang-orang bule tersebut pasti masih mengejar. Aku segera masuk kemobil yang sedikit remuk tersebut, dan syukurlah mobil tersebut masih bisa hidup. Ku perhatikan jalan dan segera melaju. Dalam perjalanan ku perhatikan kanan kiriku untuk mencari pemilik mobil yang tiba-tiba menghilang dari pandanganku.
***
Supir mobil yang misterius, menghilang begitu saja. Dan aku melihat nya kembali ditepi jalan, dan kembali menghilang?? Aku hentikan mobil tersebut tepat di tempatnya menghilang untuk melihat sekeliling jalan mencari pemilik mobil yang tiba-tiba luput dari penglihatan ku. Karena hari sudah pagi… dan sudah lumayan cukup jauh juga yang akan menyebabkan pengejaran para bule mungkin akan lama juga kalau mereka mengejarku. “Hei… keluarlah… bisakah kau memperlihatkan wujutmu??” Terikku.. sambil melihat berkeliling, “tenanglah kau tidak menakuti ku.. karena kau cantik.. aku mau berterimakasih atas pertolonganmu… “ teriakku kembali..
“Jangan ganggu aku… tinggalkan aku sendiri…..”terdengar rintihan kecil “tidak aku tidak mengganggumu ayo perlihatkan wujutmu” jawabku
“Pergilah…!! “ suara rintihan terdengar kembali entah dimana.. aku pun segera masuk ke mobil karena sudah siang dan akan menuju pulang. Dan seperti pagi biasanya warta berita pagi di radio adalah faforit ku, dan ku coba stel radio mobil tersebut “Warta berita pagi ini, telah terjadi kecelakaan maut di jalan lintas pekanbaru dumai.. yang menewaskan semua penumpang beserta supirnya, penumpang terdiri dari ibu-ibu dan seorang anak-anak, dan seorang pria dengan nama Bayu.. korban tidak dapat dikenali karena kondisi terbakar beruntung identitas dari nametag yang terbuat dari besi masih bisa dibaca, dan didekat didaerah kecelakaan ditemukan desa kuno berumur puluhan tahun beserta pemakaman penjajah belanda di jaman kemerdekaan. Sampai sekarang belum diketahui penyebab kecelakaan, sekian berita pagi ini selamat beraktifitas dan selama pagi” Apa?? Ku balik kaca spion dan kulihat wajahku..… TIIIIIIIDAAAAKKKKKKKKKKK…………….
*******************
TAMAT
 
Panjang Banget ya ? wkwkwk sorry . Tapi isinya seru kan ? pasti dong ! 

Perkenalan Pertama

Nama gw Amanda , panggil aja Manda . Gw lahir di bandung tepatnya di Rumah Sakit Imanuel (Penting?) . Gw kenal dunia maya tuh kurang lebih sekita 3 taun yg lalu lah , itu gara-gara Guru killer gw (Eh) yang nyuruh bikin-bikin FB lah . dari situ gw mulai suka banget dunia maya walau kadang sedikit "MEMBOSAKAN" tapi lama kelamaan seru juga . Udah ah gk penting lanjutanya ya ? males mikir XD ntar lanjut lagi deh